PADANG – Agenda koordinasi Asprov (Asosiasi Provinsi) PSSI Sumbar dengan 19 Askab/Askot (Asosiasi Kabupaten/Kota), Sabtu (27/1) di salah satu ruangan pertemuan gedung DPRD ditingkahi suara penolakan babak prakualifikasi cabor (cabang olahraga) sepakbola sebelum kemudian tetap berlanjut dengan penyajian materi utama rapat persiapan pelaksanaan Pra Porprov itu sendiri.
Hal itu langsung mengemuka sesudah Ketua Asprov, H. Indra Dt Rajo Lelo, SH, MM didampingi Sekretaris Umum, Hendra Dupa, SPd membuka rakor (rapat koordinasi) yang sejatinya menyajikan pembahasan regulasi pertandingan prakualifikasi tersebut.
Sejumlah perwakilan Askab/Askot menginterupsi awal jalannya pertemuan dengan mengemukakan keberatan mereka jika sepakbola harus melalui Pra Porprov lebih dulu.
Alasannya, hasil Pra pasti mengeliminasi beberapa daerah dari keikutsertaan cabor sepakbola di Porprov yang bakal digelar November 2018 di Padang Pariaman.
“Sepakbola bungo galeh (ratunya cabor) Porprov. Tanpa sepakbola ibarat sayur tanpa garam. Jadi sebaiknya kita minta KONI membatalkan Pra Porprov ini. Dan kembali seperti biasa serupa yang dulu-dulu langsung bertanding di Porprov. Ini yang harusnya kita sepakati lebih dulu,” kata salah seorang perwakilan Askab yang diamini seluruh pengurus Askab/Askot.
“Kita (sepakbola) jangan disamakan dengan cabor lain yang punya puluhan nomor pertandingan. Bahkan ada cabor yang dari usia anak-anak sampai dewasa dipertandingankan. Kalau yang itu tidak apa pakai Pra Porprov. Beda dengan sepakbola. Marwah dan harga diri seluruh kontingen justru pada cabor sepakbola. Kalau alasannya menghemat biaya. Malahan anggaran cabor sepakbola bakal membengkak bagi tim yang lolos Pra nanti,” sambungnya.
“Saya pikir sepakbola itu unik. Kalau pakai prakualifikasi otomatis ada daerah yang nantinya minus sepakbola dalam kontingen mereka. Pada hal sepakbola itu pemersatu seluruh cabor. Gengsi masing- masing kontingen ada di cabor sepakbola. Selagi cabor sepakbola satu kontingen masih bermain sampai final. Pasti cabor lainnya walau sudah menyelesaikan pertandingan tetap belum pulang. Mereka akan jadi suporter cabor sepakbola,” terangnya panjang lebar.
Salah seorang perwakilan Askab/Askot lainnya ikut menambahkan dengan misi Asprov menjadikan sepakbola Porprov sebagai pencarian talenta sepakbola Sumbar untuk Pra PON dan PON itu dikatakan turut menguatkan keinginan mereka meniadakan fase Prakualifikasi.
“Kita sepakat Porprov sebagai ajang talent scouting untuk Pra PON 2019 dan PON 2020. Jika ada Pra Proprov tentu menghambat pesepakbola dari kampung-kampung menunjukan kemampuannya dan tidak terpantau lagi karena sudah gagal di prakualifikasi,” sebutnya.
‘Tapi, andai KONI tetap menjalankan ketetapan wajib menggelar Pra Porprov serupa seluruh cabor lainnya. Sebaiknya kita sepakati disini (rakor) sepakbola tidak usah ikut Porprov saja. Kalau sepakbola tidak ikut, otomatis bisa meringankan anggaran kontingen masing-masing. Kita jadi membantu keinginan KONI dalam meminimalisir anggaran penyelenggaraan Porprov,” tegasnya.
Menanggapi aspirasi Askab/Askot, Asprov PSSI Sumbar selaku pucuk tertinggi organisasi sepakbola provinsi meminta adanya mekanisme tertulis berupa surat penolakan prakualifikasi cabor sepakbola Porprov yang diketahui KONI dan Bupari/Walikota masing-masing daerah.
“Kita akomodir suara-suara dari Askab/Askot untuk diteruskan kepada KONI Sumbar tapi harus dengan jalur organisasi yang benar. Mekanismenya tentu dengan tertulis. Karena ini menyangkut banyak hal dan banyak pihak,” ujar Indra Dt Rajo Lelo, sehabis rakor kepada arenasumbar.
Hanya saja, rakor tetap berlanjut sesuai agenda mengupas regulasi pertandingan yang akan ditetapkan sebagai peraturan khusus cabor sepakbola pada Porprov 2018.
Salah satu poin penting yang diputuskan adalah soal pasal 5, poin 4, persyaratan pemain. Item pertama pemain berstatus amatir. kemudian kedua, batasan umur kelahiran 1 Januari 1997 dan sesudahnya. Tidak ada regulasi plus pemain senior.
“Sambil jalan menunggu surat resmi penolakan dari Askab/Askot dan pihak terkait daerah masing-masing. Kita tetap melanjutkan agenda undangan rakor membahas regulasi pertandingan. Dan semuanya tadi telah diurai satu per satu. Selanjutnya kita tetapkan untuk jadi peraturan khusus cabor sepakbola andai nanti keputusan KONI, sepakbola tetap ada di Porprov,” tutup Indra, politisi salah satu partai politik era reformasi1998 ini.